Rabu, 11 April 2012

Ph Tanah Dan Ketersediaa Hara


pH tanah menunjukkan derajat keasaman tanah atau keseimbangan antara konsentrasi H+ dan OH- dalam larutan tanah. Apabila konsentrasi H+ dalam larutan tanah lebih banyak dari OH- maka suasana larutan tanah menjadi asam, sebalikya bila konsentrasi OH- lebih banyak dari pada konsentrasi H+ maka suasana tanah menjadi basa. pH tanah sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman makanan ternak, bahkan berpengaruh pula pada kualitas hijauan makanan ternak. PH tanah yang optimal bagi pertumbuhan kebanyakan tanaman makanana ternak adalah antara 5,6-6,0. Pada tanah pH lebih rendah dari 5.6 pada umumnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur hara penting seperti fosfor dan nitrogen. Bila pH lebih rendah dari 4.0 pada umumnya terjadi kenaikan Al3+ dalam larutan tanah yang berdampak secara fisik merusak sistem perakaran, terutama akar-akar muda, sehingga pertumbuhan tanaman menjadia terhambat.

Ketersediaan hara bagi tanaman ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tanah mensuplai hara dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tanaman untuk menggunakan unsur hara yang disediakan. Tujuan dari uji-tanah adalah mengu¬kur faktor-faktor ini dan menginterpretasikan hasil-hasilnya dalam konteks perlakuan penyembuhan yang mungkin diperlukan. Beberapa faktor dapat ditentukan melalui pekerjaan analisis laboratorium. Sedangkan faktor lainnya seperti kandungan oksigen-udara -tanah, suhu tanah dan lainnya, harus ditentukan di lapangan. Dalam menyarankan suatu prosedur untuk mengukur ketersediaan unsur hara atau menginterpretasikan hasil-hasil pengukurannya, pengetahuan tentang berbagai reaksi yang berlangsung dan dialami oleh unsur hara dalam tanah sangat penting. Oleh karena itu dalam pembahasan kali ini akan dipusatkan pada faktor-faktor yang terlibat dengan suplai hara pada permukaan akar tanaman.
Ketersediaan hara bagi tanaman ditentukan oleh faktor-faktor yang mempen­garuhi kemampuan tanah mensuplai hara dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tanaman untuk menggunakan unsur hara yang disediakan.  Tujuan dari uji tanah adalah mengukur faktor-faktor ini dan menginterpretasikan hasil-hasilnya dalam konteks perlakuan penyembuhan yang mungkin diperlu­kan.  Beberapa faktor dapat ditentukan melalui pekerjaan laboratorium.  Sedangkan faktor lainnya seperti kandungan oksigen udara tanah, suhu tanah dan lainnya harus ditentukan di lapangan.

 Faktor yang mempengaruhi konsentrasi larutan tanah
Unsur hara yang melarut dalam larutan tanah berasal dari beberapa sumber seperti pelapukan mineral primer, dekomposisi bahan organik, deposisi dari atmosfer, aplikasi bahan pupuk, rembesan air tanah dari tempat lain, dan lainnya.  Kondisi pH tanah merupakan faktor penting yang menentukan kelarutan unsur yang cenderung berkesetimbangan dengan fase padatan . Kelarutan oksida- oksida hidrous dari Fe dan Al secara langsung tergantung pada konsentrasi hidroksil (OH) dan menurun kalah pH meningkat.
Faktor lain yang sangat penting dalam menentukan konsentrasi hara dalam larutan tanah adalah potensial redoks.  Faktor ini berhubungan dengan keadaan aerasi tanah yang selanjutnya sangat tergantung pada laju respir­asi jasad renik dan laju difusi oksigen. Ia mempengaruhi kelarutan unsur hara mineral yang mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi (valensi), seperti C, H, O, N, S, Fe, Mn, dan Cu.  Kandungan air yang mendekati atau melebihi kondisi kejenuhan  merupakan sebab utama dari buruknya aerasi karena kecepatan difusi oksigen melalui pori yang terisi air jauh lebih lambat daripada pori yang berisi udara.
Kalau tanah yang semula dalam kondisi oksidasi menjadi lebih reduksi maka akan dapat terjadi reaksi-reaksi:
(a).      denitrifikasi nitrat,
(b).      reduksi MnO2 menjadi Mn++;
(c).      reduksi Cu++ menjadi Cu+  ;
(d).      reduksi oksida hidrous Fe+++ menjadi Fe++,
(e).      reduksi SO4= menjadi H2S,
(f).       produksi CH4,
(g).      produksi H2.

Pengaruh pH terhadap tanah Reaksi tanah (pH) mempunyai peranan yang penting terhadap ketersediaan unsur-unsur hara, baik hara makro maupun hara mikro. Meningkatnya kelarutan ion¬ion Al, dan Fe dan juga meningkatnya aktifitas jasad-jasad renik tanah sangat dipengaruhi oleh keadaan pH tanah pH dan ketersediaan unsur-unsur hara Reaksi tanah berpengaruh terhadap ketersediaan unsur-unsur hara di dalam tanah. Pada umumnya unsur hara makro akan lebih tersedia pada pH agak masam sampai netral, sedangkan unsur hara mikro kebalikannya yakni lebih tersedia pada pH yang lebih rendah. Tersedianya unsur hara makro, seperrti nitrogen, fosfor, kalium dan magnesium pada pH 6.5. Unsur hara fofor pada pH lebih besar dari 8.0 tidak tersedia karena diikat oleh ion Ca. Sebaliknya jika pH turun menjadi lebih kecil dari 5.0, maka fisfat kembali menjadi tidak tersedia. Hal ini dapat menjadi karena dalam kondisi pH masam, unsur-unsur seperti Al, Fe, dan Mn menjadi sangat larut. Fosfat yang semula tersedia akan diikat oleh logam-logam tadi sehingga, tidak larut dan tidak tersedia untuk tanaman. Beberapa tanaman tertentu dapat kekurangan unsur hara mikro seperti Fe dan Mn. Untuk memperoleh ketersediaan hara yang optimum bagi pertumbuhan tanaman dan kegiatan biologis di dalam tanah, maka pH tanah harus dipertahankan pada pH sekitar 6.0 – 7.0.
Setiap jenis tanaman berbeda sifat kepekaan dan ketahanannya terhadap reaksi tanah. Pengaruh pH tanah baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap akar tanaman dan ketersediaan unsur hara bagi tanaman telah banyak diteliti.
Buruknya pertumbuhan tanaman pada pH rendah sebabkan oleh :
1. Perusakan langsung oleh H+
2. Terganggunya serapan Ca dan N
3. Meningkatnya kelarutan Al, Fe dan Mn sehingga meracuni tanaman
4. Berkurangnya ketersediaan Mo dan P serta
5. Berkurangnya kandungan basa seperti Ca, Mg dan K.
Demikian pula pH yang terlalu tinggi tidak baik bagi pertumbuhan tanaman, karena unsur hara mikro (Zn, Cu, B, Fe dan Mn) kurang tersedia bagi tanaman dan P diendapkan oleh Ca.
KONDISI KETERSEDIAAN HARA PADA BERBAGAI KISARAN pH
1. Sangat Tinggi (diatas 8,5)
*      Tanah alkali, sodik
*      Ca dan Mg, kemungkinan tidak tersedia
*      Fospat terjerap dalam bentuk Ca-P, Mg-P
*      Bila kadar Na Tinggi, P terjerap menjadi Na-P yang mudah larut
*      Keracunan Boron (B) pada tanah garaman dan Sodik
*      Persentase Na tertukar (ESP) di atas 15 dapat menyebabkan kerusakan struktur.
*      Aktivitas bakteri rendah
*      Proses nitrifikasi menurun
*      Ketersediaan hara mikro menurun, kecuali Mo
2. Tinggi ( 7,0 – 8,5 )
*      Penurunan ketersediaan P dan B sehingga terjadi kekahatan hara P dan B
*      Kekahatan Co, Cu, Fe, Mn dan Zn
*      Kadar Ca dan Mg Tinggi
*      Tanah alkali
3. Sedang (5,5 – 7,0)
*      Sifat netral
*      Kisaran pH yang baik untuk sebagianj besar tanaman
*      Kadar hara (makro & mikro) optimum
*      Aktivitas mikroorganisme optimum)
*      Sifat kimia tanah optimum
4. Rendah (<5,5)
*      Tanah masam
*      Ion Fosfat bersenyawa dengan Fe dan Al membentuk senyawa yang tidak cepat tersedia bagi tanaman.
*      Semua hara mikro (kecuali Mo) menjadi lebih tersedia dengan peningkatan kemasaman,
*      Ion Al dilepaskan dari mineral lempung pada nilai pH di bawah 5,5 dan
*      Aktivitas bakteri menurun
*      Proses nitrifikasi terhambat.

0 komentar:

Posting Komentar