pH tanah menunjukkan
derajat keasaman tanah atau keseimbangan antara konsentrasi H+ dan OH- dalam
larutan tanah. Apabila konsentrasi H+ dalam larutan tanah lebih banyak dari OH-
maka suasana larutan tanah menjadi asam, sebalikya bila konsentrasi OH- lebih
banyak dari pada konsentrasi H+ maka suasana tanah menjadi basa. pH tanah
sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman makanan ternak, bahkan
berpengaruh pula pada kualitas hijauan makanan ternak. PH tanah yang optimal
bagi pertumbuhan kebanyakan tanaman makanana ternak adalah antara 5,6-6,0. Pada
tanah pH lebih rendah dari 5.6 pada umumnya pertumbuhan tanaman menjadi
terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur hara penting seperti fosfor dan
nitrogen. Bila pH lebih rendah dari 4.0 pada umumnya terjadi kenaikan Al3+
dalam larutan tanah yang berdampak secara fisik merusak sistem perakaran,
terutama akar-akar muda, sehingga pertumbuhan tanaman menjadia terhambat.
Ketersediaan hara
bagi tanaman ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tanah
mensuplai hara dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tanaman untuk
menggunakan unsur hara yang disediakan. Tujuan dari uji-tanah adalah mengu¬kur
faktor-faktor ini dan menginterpretasikan hasil-hasilnya dalam konteks
perlakuan penyembuhan yang mungkin diperlukan. Beberapa faktor dapat ditentukan
melalui pekerjaan analisis laboratorium. Sedangkan faktor lainnya seperti
kandungan oksigen-udara -tanah, suhu tanah dan lainnya, harus ditentukan di
lapangan. Dalam menyarankan suatu prosedur untuk mengukur ketersediaan unsur
hara atau menginterpretasikan hasil-hasil pengukurannya, pengetahuan tentang
berbagai reaksi yang berlangsung dan dialami oleh unsur hara dalam tanah sangat
penting. Oleh karena itu dalam pembahasan kali ini akan dipusatkan pada
faktor-faktor yang terlibat dengan suplai hara pada permukaan akar tanaman.
Ketersediaan hara
bagi tanaman ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tanah
mensuplai hara dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tanaman untuk
menggunakan unsur hara yang disediakan. Tujuan dari uji tanah adalah
mengukur faktor-faktor ini dan menginterpretasikan hasil-hasilnya dalam konteks
perlakuan penyembuhan yang mungkin diperlukan. Beberapa faktor dapat
ditentukan melalui pekerjaan laboratorium. Sedangkan faktor lainnya
seperti kandungan oksigen udara tanah, suhu tanah dan lainnya harus ditentukan
di lapangan.
Faktor yang
mempengaruhi konsentrasi larutan tanah
Unsur hara yang
melarut dalam larutan tanah berasal dari beberapa sumber seperti pelapukan
mineral primer, dekomposisi bahan organik, deposisi dari atmosfer, aplikasi
bahan pupuk, rembesan air tanah dari tempat lain, dan lainnya. Kondisi pH
tanah merupakan faktor penting yang menentukan kelarutan unsur yang cenderung
berkesetimbangan dengan fase padatan . Kelarutan oksida- oksida hidrous dari Fe
dan Al secara langsung tergantung pada konsentrasi hidroksil (OH) dan menurun
kalah pH meningkat.
Faktor lain yang
sangat penting dalam menentukan konsentrasi hara dalam larutan tanah adalah
potensial redoks. Faktor ini berhubungan dengan keadaan aerasi tanah yang
selanjutnya sangat tergantung pada laju respirasi jasad renik dan laju difusi
oksigen. Ia mempengaruhi kelarutan unsur hara mineral yang mempunyai lebih dari
satu bilangan oksidasi (valensi), seperti C, H, O, N, S, Fe, Mn, dan Cu.
Kandungan air yang mendekati atau melebihi kondisi kejenuhan merupakan
sebab utama dari buruknya aerasi karena kecepatan difusi oksigen melalui pori
yang terisi air jauh lebih lambat daripada pori yang berisi udara.
Kalau tanah yang
semula dalam kondisi oksidasi menjadi lebih reduksi maka akan dapat terjadi
reaksi-reaksi:
(a). denitrifikasi nitrat,
(b). reduksi MnO2 menjadi Mn++;
(c).
reduksi Cu++ menjadi Cu+ ;
(d). reduksi oksida hidrous Fe+++ menjadi
Fe++,
(e). reduksi SO4= menjadi H2S,
(f). produksi CH4,
(g). produksi H2.
Pengaruh
pH terhadap tanah Reaksi tanah (pH) mempunyai peranan yang penting terhadap
ketersediaan unsur-unsur hara, baik hara makro maupun hara mikro. Meningkatnya
kelarutan ion¬ion Al, dan Fe dan juga meningkatnya aktifitas jasad-jasad renik
tanah sangat dipengaruhi oleh keadaan pH tanah pH dan ketersediaan unsur-unsur
hara Reaksi tanah berpengaruh terhadap ketersediaan unsur-unsur hara di dalam tanah.
Pada umumnya unsur hara makro akan lebih tersedia pada pH agak masam sampai
netral, sedangkan unsur hara mikro kebalikannya yakni lebih tersedia pada pH
yang lebih rendah. Tersedianya unsur hara makro, seperrti nitrogen, fosfor,
kalium dan magnesium pada pH 6.5. Unsur hara fofor pada pH lebih besar dari 8.0
tidak tersedia karena diikat oleh ion Ca. Sebaliknya jika pH turun menjadi
lebih kecil dari 5.0, maka fisfat kembali menjadi tidak tersedia. Hal ini dapat
menjadi karena dalam kondisi pH masam, unsur-unsur seperti Al, Fe, dan Mn
menjadi sangat larut. Fosfat yang semula tersedia akan diikat oleh logam-logam
tadi sehingga, tidak larut dan tidak tersedia untuk tanaman. Beberapa tanaman
tertentu dapat kekurangan unsur hara mikro seperti Fe dan Mn. Untuk memperoleh
ketersediaan hara yang optimum bagi pertumbuhan tanaman dan kegiatan biologis
di dalam tanah, maka pH tanah harus dipertahankan pada pH sekitar 6.0 – 7.0.
Setiap
jenis tanaman berbeda sifat kepekaan dan ketahanannya terhadap reaksi tanah.
Pengaruh pH tanah
baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap akar tanaman dan
ketersediaan unsur hara bagi tanaman telah banyak diteliti.
Buruknya
pertumbuhan tanaman pada pH rendah sebabkan oleh :
1.
Perusakan langsung oleh H+
2.
Terganggunya serapan Ca dan N
3.
Meningkatnya kelarutan Al, Fe dan Mn sehingga meracuni tanaman
4.
Berkurangnya ketersediaan Mo dan P serta
5.
Berkurangnya kandungan basa seperti Ca, Mg dan K.
Demikian
pula pH yang terlalu tinggi tidak baik bagi pertumbuhan tanaman, karena unsur
hara mikro (Zn,
Cu, B, Fe dan Mn) kurang tersedia bagi tanaman dan P diendapkan oleh Ca.
KONDISI KETERSEDIAAN HARA PADA BERBAGAI KISARAN pH
1.
Sangat Tinggi (diatas 8,5)
Tanah
alkali, sodik
Ca dan Mg, kemungkinan tidak tersedia
Fospat terjerap dalam bentuk Ca-P, Mg-P
Bila kadar Na Tinggi, P terjerap menjadi Na-P yang mudah
larut
Keracunan Boron (B) pada tanah garaman dan Sodik
Persentase Na tertukar (ESP) di atas 15 dapat menyebabkan
kerusakan struktur.
Aktivitas
bakteri rendah
Proses
nitrifikasi menurun
Ketersediaan hara mikro menurun, kecuali Mo
2.
Tinggi ( 7,0 – 8,5 )
Penurunan ketersediaan P dan B sehingga terjadi kekahatan
hara P dan B
Kekahatan
Co, Cu, Fe, Mn dan Zn
Kadar
Ca dan Mg Tinggi
Tanah
alkali
3.
Sedang (5,5 – 7,0)
Sifat
netral
Kisaran pH yang baik untuk sebagianj besar tanaman
Kadar
hara (makro & mikro) optimum
Aktivitas
mikroorganisme optimum)
Sifat
kimia tanah optimum
4.
Rendah (<5,5)
Tanah
masam
Ion Fosfat bersenyawa dengan Fe dan Al membentuk senyawa
yang tidak cepat tersedia bagi tanaman.
Semua hara mikro (kecuali Mo) menjadi lebih tersedia
dengan peningkatan kemasaman,
Ion Al dilepaskan dari mineral lempung pada nilai pH di
bawah 5,5 dan
Aktivitas
bakteri menurun
Proses nitrifikasi terhambat.
0 komentar:
Posting Komentar