BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bentuk
lahan ini terbentuk oleh adanya tenaga endogen sebagai akibat proses tektonik
(orogenesis dan epirogenesis), yang menghasilkan struktur, lipatan, dan
patahan, dengan berbagai perkembangannya. Perkembangan struktur lipatan dan
patahan tersebut, akan menghasilkan bentuk lahan structural.
Pengertian
Bentuk
lahan structural yaitu bentuk lahan yang terjadi akibat pengaruh geologis yang
sangat kuat, struktur, lapisan, lipatan dan patahan.
Proses-Proses
Terjadinya Bentuk Lahan
Hal yang paling banyak
berpengaruh terhadap pembentukan morfologi adalah struktur geologi sekunder,
yaitu struktur yang terbentuk setelah batuan itu ada. Biasanya terbentuk oleh
adanya proses endogen yaitu proses tektonik yang mengakibatkan adanya
pengangkatan, patahan, dan lipatan, yang tercermin dalam bentuk topografi dan
relief yang khas.
Bentuk relief ini adalah bentang alam yang pembentukkannya dikontrol oleh struktur geologi daerah yang bersangkutan.
Bentuk relief ini adalah bentang alam yang pembentukkannya dikontrol oleh struktur geologi daerah yang bersangkutan.
Struktur geologi akan
berubah akibat proses eksternal yang berlangsung kemudian.
Macam-macam proses eksternal yang terjadi adalah pelapukan (dekomposisi dan disintegrasi), erosi (air, angin atau glasial) serta gerakan massa (longsoran, rayapan atau slump).Kenampakan yang dapat digunakan dalam penafsiran bentang alam structural
Macam-macam proses eksternal yang terjadi adalah pelapukan (dekomposisi dan disintegrasi), erosi (air, angin atau glasial) serta gerakan massa (longsoran, rayapan atau slump).Kenampakan yang dapat digunakan dalam penafsiran bentang alam structural
Pola pengaliran.
Variasinya biasanya dikontrol oleh variasi struktur geologi dan litologi pada
daerah tersebut. kelurusan-kelurusan (lineament) dari punggungan (ridge), puncak
bukit, lembah, lereng dan lain-lain.Bentuk – bentuk bukit, lembah dll.
Perubahan aliran sungai, misalnya secara tiba-tiba, kemungkinan dikontrol oleh struktur kekar, sesar atau lipatan. Macam-macam Bentang Alam Struktural adalah : Bentang Alam dengan Struktur Mendatar (Lapisan Horizontal) Dataran rendah, adalah dataran yang memiliki elevasi antara 0 – 500 kaki dari muka air laut. Dataran tinggi (plateau), adalah dataran yang menempati elevasi lebih dari 500 kaki di atas muka air laut, berlereng sangat landai atau datar berkedudukan lebih tinggi daripada bentanglahan di sekitarnya Bentang Alam dengan Struktur Miring Cuesta, kemiringan antara kedua sisi lerengnya tidak simetri dengan sudut lereng yang searah perlapisan batuan kurang dari 30o (Tjia, 1987). Hogback : sudut antara kedua sisinya relatif sama, dengan sudut lereng yang searah perlapisan batuan lebih dari 30o (Tjia, 1987). Hogback memiliki kelerengan scarp slope dan dip slope yang hampir sama sehingga terlihat simetri.
Perubahan aliran sungai, misalnya secara tiba-tiba, kemungkinan dikontrol oleh struktur kekar, sesar atau lipatan. Macam-macam Bentang Alam Struktural adalah : Bentang Alam dengan Struktur Mendatar (Lapisan Horizontal) Dataran rendah, adalah dataran yang memiliki elevasi antara 0 – 500 kaki dari muka air laut. Dataran tinggi (plateau), adalah dataran yang menempati elevasi lebih dari 500 kaki di atas muka air laut, berlereng sangat landai atau datar berkedudukan lebih tinggi daripada bentanglahan di sekitarnya Bentang Alam dengan Struktur Miring Cuesta, kemiringan antara kedua sisi lerengnya tidak simetri dengan sudut lereng yang searah perlapisan batuan kurang dari 30o (Tjia, 1987). Hogback : sudut antara kedua sisinya relatif sama, dengan sudut lereng yang searah perlapisan batuan lebih dari 30o (Tjia, 1987). Hogback memiliki kelerengan scarp slope dan dip slope yang hampir sama sehingga terlihat simetri.
Bentang Alam Dengan Struktur Lipatan Lipatan
terjadi karena adanya lapisan kulit bumi yang mengalami gaya kompresi (gaya
tekan). Pada suatu lipatan yang sederhana, bagian punggungan disebut dengan
antiklin, sedangkan bagian lembah disebut dengan sinklin. Struktur antiklin dan
sinklin menunjak. Struktur ini merupakan kelanjutan atau perkembangan dari
pegunungan lipatan satu arah (cuesta dan hogback) dan dua arah (sinklin dan
antiklin). Bila tiga fore slope saling berhadapan maka disebut sebagai lembah
antiklin menunjam. Sedangkan bila tiga back slope saling berhadapan maka disebut
sebagai lembah sinklin menunjam Kubah Bentang alam ini mempunyai ciri-ciri
kenampakan sebagai berikut :
Kedudukan lapisan miring ke arah luar (fore slope ke arah dalam).
Mempunyai pola kontur tertutup. Pola penyaluran radier dan berupa bukit cembung pada stadia muda. Pada stadia dewasa berbentuk lembah kubah dengan pola penyaluran annular.
Cekungan Bentang alam ini mempunyai kenampakan sebagai berikut :
Kedudukan lapisan miring ke arah luar (fore slope ke arah dalam).
Mempunyai pola kontur tertutup. Pola penyaluran radier dan berupa bukit cembung pada stadia muda. Pada stadia dewasa berbentuk lembah kubah dengan pola penyaluran annular.
Cekungan Bentang alam ini mempunyai kenampakan sebagai berikut :
Kedudukan lapisan
miring ke dalam (back slope ke arah dalam).
Mempunyai pola kontur tertutup. Pada stadia muda pola penyalurannya annular.
Bentang Alam dengan Struktur Patahan Patahan (sesar) terjadi akibat adanya gaya tekan yang bekerja pada kulit bumi, sehingga mengakibatkan adanya pergeseran letak kedudukan lapisan batuan. Ada 3 jenis sesar (berdasarkan arah gerak relatifnya ), yaitu sesar geser, sesar naik dan sesar turun.
Mempunyai pola kontur tertutup. Pada stadia muda pola penyalurannya annular.
Bentang Alam dengan Struktur Patahan Patahan (sesar) terjadi akibat adanya gaya tekan yang bekerja pada kulit bumi, sehingga mengakibatkan adanya pergeseran letak kedudukan lapisan batuan. Ada 3 jenis sesar (berdasarkan arah gerak relatifnya ), yaitu sesar geser, sesar naik dan sesar turun.
Secara
umum bentang alam yang dikontrol oleh struktur patahan sulit untuk menentukan
jenis patahannya secara langsung. Ciri umum dari kenampakan morfologi bentang
alam struktural patahan, yaitu :beda tinggi yang relatif menyolok pada daerah
yang sempit. resisitensi terhadap erosi yang sangat berbeda pada posisi/elevasi
yang hampir Mempunyai sama.
Adanya kenampakan
dataran / depresi yang sempit memanjang.
Dijumpai sistem gawir yang lurus (pola kontur yang panjang lurus dan rapat).
Adanya batas yang curam antara perbukitan / pegunungan dengan dataran yang rendah.
Adanya kelurusan sungai melalui zona patahan, dan membelok dengan tiba-tiba dan menyimpang dari arah umum.
Dijumpai sistem gawir yang lurus (pola kontur yang panjang lurus dan rapat).
Adanya batas yang curam antara perbukitan / pegunungan dengan dataran yang rendah.
Adanya kelurusan sungai melalui zona patahan, dan membelok dengan tiba-tiba dan menyimpang dari arah umum.
Struktur geologi sangat
erat hubungannya dengan bentuk lahan, salah satunya adalah patahan (fault) yang
termasuk dalam kajian struktur geologi yang paling mudah di identifikasi karena
terlihat secara jelas yaitu terjadinya retakan yang mengakibatkan pergeseran
pada batuan yang dimana salah satu sisi bergerak relatif terhadap sisi lainnya.
Proses geomorfologi
yang terjadi seperti longsor, erosi, aktivitas vulkanisme dll yang menyebabkan
bentuk lahan yang dilihat sekarang berbeda dengan bentuk lahan terdahulu
seperti yang terjadi pada batuan gamping yang bersifat basa dengan kadar yang
tinggi sehingga mudah membentuk lubang akibat dari air hujan yang netral
berubah menjadi asam ketika bertemu dengan basa yang berkadar tinggi yang
disebut dengan luweng.
Erosi adalah peristiwa
pengikisan tanah oleh angin, air, atau es. Erosi dapat terjadi karena sebab
alami atau disebabkan oleh aktivitas manusia, penyebab alami erosi antara lain
adalah karakteristik hujan, kemiringan lereng, tanaman penutup dan kemampuan
tanah untuk menyerap dan melepas air ke dalam lapisan tanah dangkal. Erosi yang
disebabkan oleh aktivitas manusia umumnya disebabkan oleh adanya penggundulan
hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan.
Perubahan – perubahan
iklim didunia akan menyebabkan perbedaan proses geomorfik yang berbeda
dikarenakan iklim adalah hal yang sangat mempengaruhi setiap proses yang
terjadi dialam ini seperti batu yang melapuk akibat cuaca yang berganti dari
dingin kepanas dengan sangat drastis begitu juga dengan bumi yang tersusun
bermacam-macam komposisinya.
Bentukan lahan asal
proses fluvial merupakan bentuklahan yang diakibatkan karena adanya proses
aliran air permukaan. Pada lokasi penelitian mempunyai karakteristik yang unik
hal ini dilihat dari sistem sungai yang terbentuk pada dominan topografi
berbukit, jenis sungai mempunyai jenis dendritik dan rektangular dengan erosi
dan sedimentasi yang intensif. Bentukan lahan proses fluvial pada daerah ini
meliputi gosong sungai, sungai meander, sungai teranyam, point bar dan pothole,
dataran banjir, serta dataran aluvial. Adanya hujan yang jatuh ke permukaan
tanah akan sebagian besar akan menjadi aliran permukaan akibat dari kondisi
permukaan yang mempunyai kandungan tanah tipis, jenis lempung serta terdapat
banyaknya singkapan. Lokasi dengan topografi sebagian besar berbukit nilai
aliran permukaan sangat tinggi sehingga proses erosi, transportasi dan deposisi
terjadi dengan cepat. Aliran permukaan yang masuk pada sistem sungai akan
menggerus batuan/permukaan yang lunak, dan apabila terdapat dinding/permukaan
sungai yang keras akan terjadi pembelokan arah dan sungai menjadi meandering,
dalam bentukan tersebut akan disertai juga dengan pembentukan pothole dan point
bar, dengan berangsurnya waktu dan proses masih yang intensif terjadi cut-off
pada lengkungan sungai.
BAB
II
MACAM-MACAM
BENTUK LAHAN
1. Plato
Dataran tinggi
(disebut juga plateau atau plato) adalah dataran yang terletak
pada ketinggian di atas 200 m . Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil erosi
dan sedimentasi. Wilayah tinggi yang relative
datar sebagi hasil proses angkatan mendatar, dan paling tidak pada salah satu
sisinya dibatasi oleh lereng terjal kearah bawah atau gawir.
2. Mesa
Bukit atau gunung
terisolir berbentuk meja, merupakan sisa denudasi dengan lapisan batuan datar
yang keras sebagai penutupnya dan dengan ukuran yang lebih kecil dan kurang
teroreh dibandingkan dengan plateau. Posisinya didepan plateau (bila plateaunya
ada).
3. Bute
Mesa yang tererosi lebih lanjut
sehingga bagian punggung yang mendatar tinggal sedikit (kecil), bagian lereng
tererosi lebih dominan
4. Hogback
Bentuk
landform karena proses angkatan atau lipatan dan patahan, merupakan perbukitan
dan atau pegunungan, terbentuk karena adanya pemiringan (dipping) yang curam,
umumnya lebih dari 35%, dan disertai dengan terjadinya patahan sehingga
terbentuk gawir pada lereng belakangnya.
5. Cuesta
Pertemuan dua permukaan yang
melereng dibentuk oleh dengan landai memiringkan sedimentary batu strata di
homoclinal struktur. cuesta punya
landaian terjal, dimana lapisan batu diekspos di tepi mereka, memanggil tebing
curam atau, jika banyak terjal, tebing curam. biasanya erosion-resistant lapis
batu juga punya banyak landaian di sebelah lain pertemuan dua permukaan yang
melereng memanggil 'mencelupkan landaian'. antiklinal di dalam muka lereng
lebih curam dan bagian luar mengikis sinclinaL
BAB
III
KESIMPULAN
Bentuk lahan struktural
ini terbentuk oleh adanya tenaga endogen sebagai akibat proses tektonik
(orogenesis dan epirogenesis), yang menghasilkan struktur, lipatan, dan
patahan, dengan berbagai perkembangannya. Bentuk lahan structural yaitu bentuk
lahan yang terjadi akibat pengaruh geologis yang sangat kuat, struktur,
lapisan, lipatan dan patahan. Proses terjadinya bentuk lahan berdasarkan Proses
geomorfologi, erosi, geomorfik, iklim, dan proses fluvial. Beberapa macam
bentuk lahan adalah Plateau, mesa, bute, hogback, dan cuesta.
Masing-masing dari
lahan structural tersebut memiliki karakteristik yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan factor pemicu
terbentuknya lahan-lahan tersebut. Sebagai contoh adalah lahan Hogback, lahan
ini terbentuk karena proses angkatan atau lipatan dan patahan, merupakan
perbukitan dan atau pegunungan, terbentuk karena adanya pemiringan (dipping)
yang curam, umumnya lebih dari 35%, dan disertai dengan terjadinya patahan
sehingga terbentuk gawir pada lereng belakangnya. Lain halnya dengan dataran
tinggi plato atau plateu yang terbentuk karena adanya proses erosi ataupun
sedimentasi.
2 komentar:
terimakasih atas pengetahuannya :)
thanks:)
Posting Komentar